Mengenal Metode EDFAT Untuk Fotografer Jurnalis Amatir | BELAJAR FOTOGRAFI

Mengenal Metode EDFAT Untuk Fotografer Jurnalis Amatir | BELAJAR FOTOGRAFI - Apakah sahabat sedang mencari informasi tentang BELAJAR FOTOGRAFI ?, Nah isi dalam Artikel ini disusun agar pembaca dapat memperluas pegetahuan tentang Mengenal Metode EDFAT Untuk Fotografer Jurnalis Amatir | BELAJAR FOTOGRAFI, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan referensi dari semua pembahasan untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Journalism, Artikel Pemula, yang kami suguhkan ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Mengenal Metode EDFAT Untuk Fotografer Jurnalis Amatir | BELAJAR FOTOGRAFI
link : Mengenal Metode EDFAT Untuk Fotografer Jurnalis Amatir | BELAJAR FOTOGRAFI

Baca juga


Mengenal Metode EDFAT Untuk Fotografer Jurnalis Amatir | BELAJAR FOTOGRAFI


Selama bertahun-tahun, para fotografer jurnalis telah mencapai titik di mana mereka memperbaiki pendekatan pribadi mereka pada keterampilan memotret. Pendekatan yang dilakukan dari tiap jurnalis mungkin berbeda, namun sebagian besar dari mereka setuju bahwa dasar dari pendekatan visual tersebut adalah melatih kemampuan untuk melihat segala sesuatu dengan sangat rinci, khususnya pada adegan yang akan ditangkap.

Seorang instruktur bernama Frank Hoy, dari Newhouse School of Public Communications, Syracuse University, yang kemudian mengajar di Arizona State University, mengajarkan pada murid-muridnya untuk melihat sesuatu dengan rinci menggunakan metode yang disebut EDFAT. Pendekatan ini bekerja dengan baik dan akan membantu Anda untuk akrab dengan lingkungan di mana Anda akan menangkap sebuah adegan untuk keperluan jurnalistik. Dan di Indonesia, EDFAT sudah sering menjadi materi penting dalam kelas fotografi jurnalis dan beberapa workshop.

Pepatah lama mengatakan "apa yang Anda lihat, itu yang dapat Anda foto" hanya berlaku untuk seseorang yang melihat dalam jangkauan rinci. Jadi, sebagai fotografer jurnalis luangkan waktu Anda untuk melakukan observasi lapangan sebagai metode tes praktek. Jangan malu untuk berjalan dengan kamera di bahu Anda, ini akan melatih mental Anda agar tidak canggung memotret di keramaian. Mungkin, pada situasi tersebut Anda akan terlihat sebagai "orang asing". Inilah yang saya maksud bahwa EDFAT akan membantu Anda untuk akrab dengan subjek dan lingkungannya. Selain itu juga, pendekatan dengan EDFAT dapat membantu Anda mengambil gambar jurnalis secara teratur, sehingga rangkaian foto-foto Anda bisa menunjukan "cerita (foto essay)" yang akan dengan mudah dipahami oleh pemirsa.

Sebelum Menerapkan EDFAT

Untuk memulai menerapkan metode EDFAT, Anda perlu membiasakan diri melihat sebuah adegan dalam jangkauan luas, menengah dan sempit. Dalam jangkauan luas Anda bisa menggunakan type of shot yaitu Extreme Long Shot, untuk jangkauan menengah Anda bisa menggunakan Medium Shot, sedangkan untuk jangkauan sempit Anda bisa menggunakan Close Up.  Tiga type of shot atau teknik pengambilan gambar tersebut sifatnya relatif, dan jika Anda belum mengetahui apa yang dimaksud dengan type of shot.

Apa ini perlu? Ya, karena masing-masing dari type of shot akan memperlihatkan adegan dengan visual yang berbeda, sehingga ini penting untuk diketahui oleh semua fotografer. Anda akan memahami maksud saya setelah membaca pejelasan rinci EDFAT di bawah ini:

E = Entire

Entire atau disebut juga sebagai "established shot" diartikan sebagai "keseluruhan". Pada tahap ini Anda akan mengambil adegan secara keseluruhan sebagai awal foto essay. Apakah cuma sebatas itu saja?

Sebelum terjun ke lapangan, biasanya fotografer jurnalis sudah memiliki ide atau rencana awal untuk adegan seperti apa yang ingin ditangkap atau gambar seperti apa yang ingin dihasilkan. Entah itu berdasarkan ide sendiri atau karena tugas jurnalis yang dibebankan kepada sang fotografer. Lalu kemudian menentukan lokasi di mana fotografer bisa menemukan adegan tersebut, dan juga mempersiapkan perlatan yang sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Jadi misalnya Anda akan memotret adegan "transaksi jual-beli" dengan memilih "pasar" sebagai lokasinya, maka untuk foto pertama Anda perlu menunjukan adegan pasar dalam jangkauan luas beserta interaksi di dalamnya. Inilah yang dimaksud pada tahap entire. Dan karena ini jangkauan luas maka adegan akan ditangkap dalam pengaturan extreme long shot atau pengaturan lainnya yang lebih baik menurut Anda. Paham?

Dalam penerapannya, Anda bisa mengambil adegan dari jarak sekitar 15 kaki (tergantung focal length lensa Anda), kemudian fokus pada seluruh orang sebagai bagian dari lingkungan. Lakukan satu atau dua tembakan dengan pengaturan frame horizontal, kemudian lakukan cara yang sama namun dengan pengaturan vertikal.

Teruslah bergerak di sekitar orang-orang tersebut dan variasi komposisi serta pengaturan kamera Anda. Beberapa orang menganjurkan agar sebaiknya jangan menempatkan orang di tengah frame (terserah Anda). Masih dalam keadaan memotret, teruslah menjelajah melalui lensa Anda. Bergerak di sekitar 10 kaki lalu ulangi prosedur. Kemudian bergerak di jarak sekitar 7 kaki (jangkauan menengah - medium shot) dan ulangi proses shooting Anda. Sekali lagi ingat, jarak di atas bisa saja berubah tergantung berapa focal length lensa yang Anda gunakan.

D = Detail

Detail merupakan pemilihan adegan spesifik dari tahap entire di atas. Pada tahap ini Anda perlu berfikir untuk menentukan bagian mana dari seluruh adegan yang menjadi prioritas dengan berfokus pada subjek mana yang interaksinya paling sesuai dengan ekspektasi Anda. Ini sama halnya Anda menerapkan teori Poin of Interest (POI).
Jika tujuan Anda memotret transaksi jual-beli di pasar, maka cari adegan yang benar-benar bisa memenuhi tujuan Anda. Karena ini tahap "detail", maka jangan hanya memotret kelompok pembeli dan kelompok penjual yang tidak melakukan interaksi apa-apa. Karena tidak lagi seperti pada tahap entire sebelumnya, maka pada tahap detail ini Anda akan mulai masuk ke bagian inti cerita. Paham maksud saya?

Dalam penerapannya ambil jarak sekitar 5 kaki. Berkosentrasilah untuk mengambil gambar subjek mulai dari pinggang hingga ke atas. Ini sama halnya Anda akan menangkap gambar portrait dengan pengaturan close up.

F = Frame

Tahap ini sebenarnya merupakan bagian dari tahap detail di atas, atau kata lain Anda akan menerapkan dua tahap sekali eksekusi. Pada tahap ini Anda akan mulai belajar membingkai adegan detail yang saya bicarakan di atas. Di sini Anda harus berfikir bagaimana baiknya memposisikan subjek dalam frame untuk memperkuat cerita dalam foto Anda. Coba lakukan obrolan singkat dengan subjek, kenali latar belakang dan kepribadiannya. Selanjutnya Anda akan tahu apa saja elemen disekitar subjek yang perlu dimasukkan dalam frame.

Masih sama seperti tahap deatil, Anda akan menembak secara close up. Lakukan dua kali tembakan untuk masing-masing pengaturan horizontal dan vertikal. Setiap tembakan tidak harus menampilkan visual yang sama. Dan dalam penerapannya, mungkin Anda perlu memberlakukan Aturan Pertiga (Rule of Thirds) yaitu anjuran untuk meletakkan posisi POI dalam frame.

A = Angle

Sederhananya bahwa tahap ini menganjurkan Anda untuk tidak terpaku pada 1 angle saja. Tahukah Anda bahwa setiap angle akan menunjukan visual yang berbeda? Saya beri contoh: ketika Anda akan memotret seorang pengemis yang sedang duduk, Anda bisa menggunakan "high angle" untuk membuat subjek terlihat "kerdil, menyedihkan, terpuruk, atau penuh iba". Inilah visual yang saya maksud dan sekali lagi ini cuma contoh. Oleh karena itu cobalah untuk memvariasikan angle Anda dengan mengambil gambar dari sudut kiri, kanan, ketinggian dan kerendahan.

Selanjutnya masih pada tahap angle, cobalah untuk bergerak untuk lebih dekat lagi dengan subjek Anda dan pelajari mimik serta rincian pada wajah subjek. Berkonsentrasilah untuk memotret hanya pada mata, hidung, bibir, rambut atau fitur lain pada wajah. Ini sama halnya Anda menembak dengan pengaturan "big close up". Dan jangan lupa untuk selalu menembak dengan pengaturan horizontal dan vertikal. Sekarang Anda akan belajar untuk mendapatkan karakter subjek atau apa yang disebut potret kepribadian.

T = Time

Selama menerapkan metode EDFAT di atas, sesungguhnya Anda akan menerapkan tahap "time" dalam dua cara: pertama, efesiensi waktu Anda untuk cepat tanggap saat melihat sebuah adegan. Kedua, pengaturan kamera yang tepat untuk mengeksekusi adegan tersebut.

Efisiensi Waktu

Semoga Anda sepakat dengan saya bahwa dalam jusnalistik itu kita mengejar "momen". Dan ada momen yang datang dan berlalu begitu cepat, maka sebaiknya mata Anda selalu siaga untuk menangkap momen tersebut yang bisa saja itu tidak terjadi 2x. Benar gak? Oleh sebab itu seorang fotografer jurnalis dituntut untuk cepat tanggap dalam berfikir ketika melihat sebuah kejadian. Apalagi jika itu momen dadakkan? Pemahaman penting lainnya yang harus Anda ingat pada tahap time ini bahwa Anda harus bisa mengeksplorasi rincian lengkap dari banyaknya visual dan memungkinkan itu terjadi pada satu subjek saja (jika memungkinkan).

Pengaturan Kamera

Jangan abaikan masalah teknis, kesalahan dalam mengatur kamera bisa berakibat fatal pada gambar-gambar Anda, apalagi jika gambar berisi momen langkah. Memang benar bahwa dalam fotografi jurnalis yang utama adalah "cerita" dan ada toleransi pada masalah teknis. Tapi alangkah lebih baik lagi jika Anda memahami pengaturan kamera lebih jauh, seperti menggunakan eksposur yang pas (tidak over atau under), bermain kedalaman ruang (depht of field), penggunaan white balance (WB) atau penggunaan shutter speed yang tepat untuk menangani gerakan subjek. Intinya Anda membutuhkan "sedikit-banyaknya" pengetahuan teknis untuk menyempurnakan hasil Anda.

Maka untuk mendukung pekerjaan Anda sebagai fotografer jurnalis, berikut daftar artikel yang bisa Anda pelajari terkait masalah teknis kamera dan pedoman menyusun komposisi:
  • Eksposur (shutter speed, aperture, ISO)
  • Mode-mode pemotretan
  • Komposisi -
Semoga ini bermanfaat dan selamat balajar.
Salam Fotografi!!


Demikianlah Artikel Mengenal Metode EDFAT Untuk Fotografer Jurnalis Amatir | BELAJAR FOTOGRAFI

Sekianlah artikel Mengenal Metode EDFAT Untuk Fotografer Jurnalis Amatir | BELAJAR FOTOGRAFI kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan artikel ini.

Subscribe to receive free email updates: