Judul : Istilah-Istilah Dalam Fotografi | BELAJAR FOTOGRAFI
link : Istilah-Istilah Dalam Fotografi | BELAJAR FOTOGRAFI
Istilah-Istilah Dalam Fotografi | BELAJAR FOTOGRAFI
Fotografi juga bidang ilmu seni yang dipenuhi banyak istilah dalam urusan teknik, kondisi, pengaturan, dll. Anda mungkin saja akan dianggap gaptek bila tidak memahami obrolan teman yang menyebutkan salah satu istilah dalam fotografi.
Bukan hanya karena alasan gaptek, tapi memahami banyak istilah dalam fotografi juga sangat membantu kita untuk merencanakan konsep pemotretan bersama tim, menganalisa foto, dan tentunya akan menjadikan Anda sebagai fotografer yang berpengalaman dan berilmu.
Berikut istilah-istilah dalam fotografi yang sangat penting untuk Anda ketahui:
- A : pada kamera Nikon, simbol A terdapat pada mode pemotretan (atau disebut juga exposure mode) yang merupakan singkatan dari "Aperture Priority".
- AF : singkatan dari autofocus, yaitu cara kerja fokus otomatis pada lensa kamera..
- AL servo AF : saran pilihan autofocus yang digunakan untuk memotret objek2 bergerak. Pilihan yang efektif untuk pemotretan olahraga.
- Angle of view : Sudut pandang atau sudut pemotretan. Cara melihat dan mengambil objek yang akan difoto.
- Aperture / Diafragma : yaitu lubang tempat cahaya masuk kedalam kamera dari lensa keatas film.
- Aperture priority auto exposure (A) : pencahayaan otomatis prioritas bukaan diafragma. Jika bukaan diafragma disetel terlebih dahaulu, kecepatan rana akan bekerja otomatis.
- Artificial light : cahaya buatan manusia yang digunakan untuk memotret misalnya lampu kilat, api, dll.
- Auto Program Programed Auto (P) : fasilitas otomatis untuk memilih pencahayaan terprogram secara normal dan high speed(kecepatan tinggi), tergantung pada pemakaian panjang-pendek fokus lensa.
- Auto winder : motor yang berguna untuk memajukan film secara otomatis dan cepat tanpa harus dikokang atawa diengkol terlebih dahulu. Sering digunakan oleh pemotret olahraga atawa yang mengutamakan objek-objek bergerak cepat.
- Back light : Cahaya dari belakang, yaitu cahaya yang berasal dari belakang objek. Arah cahaya ini berlawanan dengan posisi kamera. Secara umum efek yang dihasilkan dapat menciptakan siluet; objek foto dikelilingi “rim light” atau cahya yang ada disekitar objek. Efek cahaya ini bisa merugikan pemotret sebab bila mengenai lensa akan menimbulkan flare.
- Bayonet : Sistem dudukan lensa yang hanya memerlukan putaran kurang dari 90 derajat untuk melakukan penggantian lensa.
- Fotografi Birds eye view : Sudut pandang dalam pemotretan yang mirip dengan apa yang diliat seekor burung yang sedang terbang.
- Blitz : Lampu kilat atau flashgun. Alat ini merupakan cahaya buatan yang berfungsi menggantikan peran cahya matahari dalam pemotretan. Untuk menangkap kilatannya diperlukan suatu kecepatan tertentu yang telah disesuaikan (disinkronkan) dengan kamera. Cahaya blitz umumnya bisa ditangkap dengan kecepatan kamera 1/60 detik.
- Blur : Kekaburan seluruh atau sebagian gambar karena gerakan yang disengaja atau tidak sengaja pada saat pemotretan dan efek besar kecilnya diafragma. Hal ini terjadi misalnya saat melakukan teknik panning atau zooming yang menggunakan kecepatan rendah.
- Bottom light : Cahaya dari bawah objek, biasa juga disebut "base light". Biasa digunakan sebagai cahaya pengisi dari arah depan. Fungsinya mengurangi kontras cahaya utama.
- Bounce Flash : Sinar pantul. Pancaran cahaya tidak langsung yang berasal dari sumber cahaya (lampu kilat). Cara paling efektif yang dapat dicoba adalah memantulkan pancaran sinarnya kesudut lain sebelum cahaya itu mengenai objek pemotretan. Teknik pencahayan ini cocok untuk menghasilkan penyinaran lunak.
- Bracketing : Suatu teknik pengambilan gambar yang sama dengan memberikan kombinasi pencahayaan yang berbeda-beda pada suatu objek (disamping pengukuran pencahayan normal).
- Built-in diopter : Pengatur dioptri (lensa plus atau minus) yang sudah terpasang pada pembidik kamera. Berguna bagi pemotret berkacamata atau kondisi mata terganggu.
- Bulb, B(ulb) bohlam : Sarana kecepatan rana yang sangat lambat dikamera yang digunakan untuk memotret objek. Lama membuka rana ditentukan oleh pemotret, yaitu dengan menekan lalu melepas tekanan pada tombol shutter.
- C : Singkatan dari continuous,yaitu sandi yang terdapat pada kamera. Fungsinya menyatakan penggunaan bidikan gambar secara beruntun dengan kecepatan tertentu (umumnya 3 bingkai per detik).
- Candid camera : foto atau potret yang dibuat dengan cara sembunyi-sembunyi sehingga objek foto tidak menyadarinya. Cara ini biasanya menghasilkan foto yang terkesan wajar atau alami.umumnya tidak ada komunikasi antrara pemotret dan objek foto.keberhasilan foto sangat ditentukan oleh kemahiran pemotret mengungkapkan pesannya. Oleh Karena itu pemotret harus ekstra tekun, jeli, teliti dan sabar.
- CCD : singkatan dari charge couple device,yaitu chip pengganti film yang digunakan pada kamera digital untuk merekam gambar (citra).
- Center of focus : pusat perhatian. Sering juga disebut center of interest atau focus of interest. Pusat perhatian membuat pesan dan teknis yang ingin disampaikan pemotret tergambar secara fisik pada foto.
- Center weight : pengukuran pencahayaan (metering) yang tertuju hanya pada 60 persen daerah tengah gambar (bidang) foto.
- Coating : pemberian suatu lapisan tipis pada permukaan lensa. Funsinya menahan pantulan cahaya dan melindungi lensa dari berbagai bahaya, mjsalnya jamur.
- Cold tone : warna yang bernada dingin; berwarna biru kelabu dengan nada warna ringan.
- Color balance : keseimbangan warna.
- Composition : komposisi, yaitu penempatan atau penyusunan bagian-bagian sebuah gambar untuk membentuk kesatuan dalam sebuah bidang tertentu sehingga enak dipandang.
- Continuous light : lampu kilat yang digunakan untuk memotret; cahayanya dapat menyala terus menerus(berulang-ulang).
- Contrast : kontras. Secara umum kontras diartikan sebagai perbedaan gradasi,kecerahan, atau nada (warna) antara bidang gelap (shadow) dengan bidang terang, atau warna putih yang mencolok sekali pada objek.
- Cropping : pemadatan/pemotongan gambar dalam foto dengan membuang bagian tertentu yang kurang disukai.
- Density : densitas atau kepekatan dalam fotografi.istilah ini menyatakn tebal-tipis lapisan perak yang melekat pada film. Semakin pekat suatu warna, semakin gelap dan berat warnanya.
- Depth : kedalaman, yaitu efek dimensional yang timbul karena ada perbedaan ketajaman.
- Depth of field : bagian yang tampak tajam (tidak buram) dan jelas, yang berada dalam jangkauan tertentu. Biasanya juga disebut sebagai ruang tajam.
- Diaphragm : diafragma / aperture, yaitu lubang pada lensa kamera tempat cahaya masuk saat melakukan pemotretan. Lubang lensa ini dibentuk dari kepingan2 logam tipis yang berada didalam atau dibelakang lensa. Bisa diciutkan atau dilebarkan.
- Distortion : yaitu penyimpangan bentuk pada foto seperti cekung, cembung (fisheye) dan kemiringan. Pada fotografi biasa terjadi pada pemotrtan dengan lensa sudut lebar.
- Fill in Flash : Lampu kilat pengisi. Dalam kondisi pemotretan yang tidak memerlukan lampu kilat, lampu ini tetap dinyalakan untuk menerangi bagian-bagian gelap dari objek, misalnya bayangan pada pemotretan diluar ruangan.
- Fotografi Film : Media untuk merekam gambar. Gambar dibuat diatas dasar yang fleksibel dan transparan. Film terdiri dari lapisan tipis yang mengandung emulsi peka cahaya, diatas dasar yang fleksibel dan transparan. Emulsi sendiri terdiri dari perak halida, yaitu senyawa yang peka cahaya.
- Film Frame Counter : Penghitung jumlah bingkai film. Pendeteksi berangka yang menunjukkan jumlah film yang sudah terpakai.
- Film transparency : Slide warna atau color reversal film, yaitu film positif yang biasa digunakan untuk keperluan iklan, pers, dll. Tujuannya adalah mendapatkan ketajaman dan warna gambar yang baik.
- Filter : Penyaring dalam bentuk kaca (atau bahan lain yang tembus cahaya) yang mempunyai ketebalan rata; dipasang pada ujung tabung lensa.
- Fix Lens : Lensa fix, yaitu lensa yang memiliki panjang fokus (titik api) tunggal, sudut pandangnya tetap.
- Flash : Lampu kilat, yaitu jenis lampu buatan yang mampu menyediakan cahaya yang bisa dikendalikan.
- Flash exposure compensation : Kompensasi pencahayaan lampu kilat, yaitu cara membuat alternatif pencahayaan lebih atau kurang dengan menggunakan lampu kilat.
- Focus ring : Titik api atau pertemuan berkas sinar/cahaya melalui lensa setelah berbias atau dipantulkan.
- FPS : singkatan dari frame persecond, yaitu satuan pengambilan gambar dalam gambar per detik.
- GN : Singkatan dari guide number, yaitu kekuatan daya pancar cahaya lampu kilat yang merupakan perkalian antara jarak (dalm meter taau feet) dan diafragma.
- High angle : pandangan tinggi. artinya, pemotret berada pada posisi yang lebih tinggi dari objek foto.
- High-Key photo : sebutan untuk suatu foto yang didominasi nuansa putih.
- High light : bagian-bagian yang terang pada sebuah foto karena pantulan sinar.
- Honeycomb : Perangkat atau alat tambahan berbentuk seperti sarang tawon.
- Hot shoe : sepatu panas. terdapat pada bagian atas kamera, berfungsi untuk memasang lampu kilat elektronik.
- Image : gambar yang terbentuk pada film atau pada tirai pengamat.
- Incident light metering : Pengukuran cahaya jatuh, yaitu mengukur kuat cahaya yang menerangi objek.
- Infinity : jarak tak terhingga dengan tanda pada skala jarak.
- Infrared : inframerah, yaitu sinar merah diluar spektrum.
- Lens : Lensa, yaitu alat yang terdiri dari beberapa cermin yang mengubah benda menjadi bayangan yang bersifat terbalik, diperkecil, dan nyata.
- Lens Hood : Tudung lensa yang digunakan untuk menutupi elemen lensa terdepan dari cahaya yang masuk secara frontal. Cahya seperti ini akan menimbulkan efek flare (bintik cahaya putih) pada foto.
- Light contrast : Kontras cahaya, yaitu tingkat kepekaan cahaya yang dihasilkan oleh suatu sumber cahaya. Hal yang paling mempengaruhi kontras cahaya adalah besar kecilnya sumber cahya.
- Light meter : Pengukur kekuatan sinar. Biasa dipakai dalam pemotretan untuk menentukan besar diafragma atau kecepatan pada suatu kondisi pencahayaan.
- Long Shot : Sudut pandang yang lebar yang memberi perhatian lebih pada objek pemotretan dengan cara memisahkannya dari latar belakang yang mungkin mengganggu.
- Low angle : Pandangan rendah, yaitu sudut pandang dalam pemotretan dengan kedudukan pemotret lebih rendah dari objek pemotretan. Menghasilkan gambar seolah-olah objek lebih tinggi dari aslinya.
- LT : Long time Exposure, sama dengan pencahayaan panjang misalnya 2 detik atau lebih.
- Macro : Makro. Pengertian makro dalam fotografi adalah saran untuk pemotretan jarak dekat. Fotografi makro akan menghasilkan rekaman objek(pada film) yang sama besar dengan objek aslinya (1:1), atau paling tidak setengah besar objek aslinya (1:2). Namun, lensa zoom yang mempunyai fasilitas menghasilkan rekaman objek seperempat besar benda aslinya (1:4) juga sudah bisa dikatakan makro.
- Magnification : Pembesaran. Diukur dari gambar film dengan perbandingan ukuran asli objek.
- Main light : Sinar utama dalam pemotretan yang biasanya berasal dari depan objek. Biasanya digunakan untuk memunculkan bentuk atau wajah objek.
- Medium format camera : Kamera format medium, yaitu jenis kamera SLR yang menggunakan jenis film 120 mm. Dibandingkan dengan kamera format kecil, kamera ini mempunyai keunggulan dalam pembesaran cetakan.
- Medium shoot : Pandangan yang lebih mengarah kepada suatu tema pokok dengan latar belakang yang agak dihindari. Bisa digunakan untuk pemotretan berobjek orang, kira-kira sebatas pinggul keatas.
- Metering : Pola pengukuran cahaya yang biasanya terbagi dalam 3 kategori : center weight, evaluative/matrix dan spot.
- Metering center weight : Pola pengukuran cahaya menggunakan 60 persen daerah tengah gambar.
- Metering matrix : Pola pengukuran cahaya berdasarkan segmen-segmen dan persentase tertentu.
- Metering spot : Pola pengukuran cahaya yang menggunakan satu titik tertentu yang terpusat.
- MF : singkatan dari manual focus, yaitu cara penajaman atau pemfokusan yang dilakukan secara manual.
- Microphotography : Fotografi yang menggunakan film berukuran kecil, dengan bantuan mikroskop.
- Monopod : sandaran atau penyangga kamera berkaki satu. Berfungsi membantu menahan kegoyangan. Sering pula disebut "unipod".
- ND Filter : Filter ND, yaitu filter yang berfungsi menurunkan kekuatan sinar sebanyak 2 sampai 8 kali.
- Nebula Filter : Filter yang menghasilkan gambar dengan efek pancaran sinar radial yang berpelangi.
- Non-reflex camera : kamera non refleks yang tidak menggunakan cermin putar. Contohnya adalah kamera kompak atau kamera langsung jadi (Polaroid)
- Normal lens : Lensa berukuran normal berfokus panjang, 50 mm atau 55 mm, untuk film berukuran 35 mm. Sudut pandangnya sama dengan sudut pandang mata manusia.
- Obscura : Cikal bakal kamera zaman sekarang. Prinsipnya dalam sebuah kamar gelap yang tertutup lubang (pin hole). Jika kamera obscura dihadapkan ke benda yang diterangi cahaya, sebuah gambar proyeksi terbalik dari benda tersebut akan tampak pada dinding yang berhadapan dengan lubang.
- Optical Sharpness : ketajaman optis, yaitu suatu ketajaman yang dapat dicapai karena lensa berkualitas baik.
- Optik : berkenaan dengan penglihatan (cahaya, lensa, dsb).
- Overexposure : kelebihan pencahayaan. Bagian shadow tampak pekat (tanpa detail) sehingga negative tampak hitam total. Bila kepekatan bagian ini melampaui batas, hasil cetak foto akan menjadi abu2; bagian high akan menjadi putih.
- Overhead lighting : sinar dari atas. Lampu atau penyinaran yang dibuat untuk menyinari objek dari atas.
- Override : Penyimpangan dari pengaturan otomatis. Tujuannya agar pemotret dapat mengatur kamera secara manual.
- POLARIZING COLOR FILTER : Filter yang terdiri dari selembar polarisator kelabu dan polarisator warna, terdapat berbagai kombinasi warna sehingga dapat digunakan untuk efek-efek tertentu
- POLARIZING CONVERSION FILTER : Filter terdiri dari selembar polarisator dengan filter konversi warna (85B). Biasanya juga digunakan untuk jenis kamera kine, sehingga memungkinkan film tungsten digunakan untuk cerah hari dan mempunyai efek seperti filter polarisasi.
- POLARIZING FIDER FILTER : Filter yang terdiri dari dua filter PL linier yang digabung menjadi satu. Jumlah filter yang masuk dapat diatur dengan memutar gelang filter.
- POLARIZING CIRCULAR FILTER : Filter yang dibuat dari lembaran polarisator linier dan keeping quarter wave retardation, dilapi di antara dua gelang filter. Efeknya sama dengan filter polarisasi, biasanya digunakan untuk kamera kine.
- POLARIZING FILTER : Filter polarisasi, dipakai untuk menghilangkan refleksi dari segala permukaan yang mengkilap. Filter ini terdiri dari dua bagian, bagian yang satu dengan lain dapat diputar-putar untukmendapatkan sudut paling ideal menghilangkan refleksi, menambah saturasi warna dan menembus kabut atmosfer. Juga berguna untuk membirukan langit.
- POP UP FLASH : Lampu kilat kecil terbuat atau menyatu dengan kamera.
- RAINBOW FANTASY FILTER :Filter dengan inti bulatan normal dan sisanya berisi prisma. Tiap-tiap berkas sinar akan bertepi pelangi.
- RANA : Adalah tirai yang menggantikan fungsi penutup manual di bagian depan lensa, besar kecilnya dapat diatur sesuai kebutuhan.
- RANA CELAH : Rana celah vertical dan horizontal dan terletak pada kamera. Yang vertial menutup secara vertikal dan yang horizontal menutup secara horizontal.
- RANA PUSAT : Rana yang terletak pada lensa, berdampingan dengan diafragma. Menutupnya dengan cara memusat.
- RELEASE CABLE : Kabel penghubung dengan shutter sehingga memungkin pemotret menekan shutter dari jarak beberapa meter dari kamera.
- REMOTE :Alat yang memungkinkan fotografer melakukan penekanan shutter dari jarak jauh dengan penghubung arus tanpa kabel.
- RESOLUTION : Daya pisah. Suatu sifat lensa yang berdaya urai dengan kemampuan menyajikan detail kehalusan gambar sesudah film dikembangkan (diproses).
- REVERSE ADAPTER : Suatu alat penyambung yang digunakan untuk memotret saat menggunakan lensa kamera yang dibalik sehingga elemen belakang lensa menghadap ke objek. Dengan alat ini menjadikan kita dapat menggunakan lensa biasa untuk membuat pemotretan makro dengan hasil yang cukup baik.
- SECOND CURTAIN SYNC : Fasilitas untuk menyalakan lampu-kilat sesaat sebelum rana menutup.
- SELF ADJUSTING : Penyesuaian (diri).
- SELF TIMER : Penangguh waktu. Sebuah tuas yang digunakan untuk keperluan memperlambat membukanya rana kamera sekalipun tombol pelepas kamera telah ditekan. Biasanya digunakan untuk memotret diri sendiri. Penangguhan waktunya umumnya berkisar 10 detik.
- SEPIA TONER : Pewarna coklat/sawo.
- SEQUENCE : Sekuen. Satu seri dari beberapa jepretan (shot) yang meliputi suatu kejadian yang sama. Setiap jepretan hanya berbeda dalam hitungan detik.
- SHADE : Teduh, bayangan yang tak berbentuk.
- SHADOW : Bidang gelap/hitam atau bayangan pada sebuah foto yang berbentuk objek yang membayang.
- SHARPNESS : Ketajaman film, yaitu suatu kemampuan film untuk merekam setiap garis dari pandangan yang dipotret dengan ketajaman yang baik. Ketajaman ini ditentukan dengan jumlah garis per milimeter.
- SIDE LIGHT : Cahaya dari samping, yaitu cahaya yang berasal dari arah samping objek, baik kiri atau kanan dan dapat ditempatkan pada sudut 45 atau 90 derajat. Pencahayaan seperti ini menghasilkan foto dengan efek yang menonjol permukaan atau objek fotonya serta terciptanya kesan tiga dimensional. Umumnya digunakan untuk menampilkan foto-foto yang berkarakter, misalnya foto potret (portrait).
- SINGLE LENS REFLECT : Refleks lensa tunggal (RLT), adalah kamera yang memiliki satu lensa untuk membidik yang menggunakan cermin dan prisma. Lensanya berfungsi untuk meneruskan bayangan objek ke pembidik dan meneruskannya ke film. Apa yang terlihat pada jendela pengamat sama seperti apa yang terjadi pada film atau fotonya.
- SINGLE POINT READING : Suatu pembacaan pengukuran dalam pencahayaan yang dilakukan hanya pada satu titik atau bagian tertentu yang terpenting dari sebuah objek foto.
- SINGLE SERVO AUTOFOCUS (S) : Sandi saat Anda membidikkan suatu objek dan tombol rana telah tertekan separo, maka jarak antara kamera dengan objek terkunci hingga tombol dilanjutkan ditekan hingga terekam satu bidikan.
- SMALL FORMAT CAMERA : Kamera format kecil yaitu kamera jenis SLR (Single Lens Reflect) yang menggunakan film berukuran 35 mm namun fleksibel dan enak dipegang serta ringan. Karena itu kamera seperti ini yang paling banyak digunakan oleh para fotografer. Jenis maupun ukuran filmnya sangat mudah didapat juga proses filmnya terutama bagi yang menggunakan film jenis negatif. Namun kekurangannya, untuk hasil pencetakan besar, maksimal hanya seukuran majalah.
- SNAPSHOT : Bidikan spontan, tanpa modelnya diatur terlebih dahulu. Cara ini umumnya digunakan untuk membuat foto human interest, sehingga menghasilkan foto yang apa adanya dan tampak alami tak terkesan dibuat-buat.
- SNOOT : Suatu alat berbentuk kerucut yang berlubang pada ujungnya dan digunakan untuk memperkecil penyebaran cahaya dari lampu kilat studio. Umumnya menghasilkan cahaya yang tampak membulat bila diproyeksikan pada bidang datar.
- Fotografi SNOW CROSS, STAR SIX FILTER : Sebuah kaca bening dengan goresan-goresan yang saling bersilangan yang membentuk bintang-bintang berekor enam dari tiap-tiap titik sinar.
- SOFT SCREEN (LENS) : Lensa yang berguna untuk menghindari kontras sehingga hasil gambar terkesan seolah-olah agak kabur dengan sisi-sisi yang tak tampak ketegasan batasnya.
- SOFT FOCUS LENS : Lensa yang berdaya lukis lembut.
- SOFT SPOT FILTER : Filter berciri seperti soft screen namun menghasilkan gambar yang berbeda.
- SOFT TONE FILTER : Filter yang bertujuan untuk membuat gambar pemandangan lunak tanpa menurunkan ketajaman dan mengubah warna, juga tidak mengubah bentuk. Kontras pun menjadi lembut tanpa mengaburkan pandangan.
- SOLARISASI : Proses pembuatan foto dengan cara memberi penyinaran dua kali pada kertas foto atau film dan memasukkannya ke dalam larutan pengembang. Di tengah-tengah gambar terbentuk dilakukan penyinaran dengan cahaya putih sekali lagi dan meneruskan pengembangannya.
- SONAR AUTOFOCUS : Sistem otofokus yang bekerja berdasarkan perjalanan bolak-balik suara sonar – dari kamera ke objek kembali ke kamera.
- SPECTRUM : Berkas sinar yang terlihat oelh mata, terpecahkan oleh pembiasan prisma dalam warna-warni.
- SPEEDLIGHT : Lampu-kilat yang mempunyai kecepatan menyala tinggi atau cepat.
- SPEEDO SOLARISASI : Suatu teknik kamar gelap versi lain dari tehnik solarisasi (efek sabattier) pada film ortholith yang akan memberikan suatu efek gerakan yang cepat (speedo).
- STEREO CAMERA : Kamera berlensa dua yang menghasilkan dua foto sekaligus. Dua foto itu harus diamati dengan alat bantu atau stereo-viewer untuk mendapatkan efek kedalaman seperti saat difoto.
- STILL LIFE : Berarti lukisan atau pemotretan benda mati. Fotografi yang khusus menempatkan benda-benda kecil buatan manusia sebagai objeknya.
- STOP : Satuan yang menunjukkan pergeseran nilai bukaan diafragma atau kecepatan rana dari suatu nilai ke nilai yang lain, naik atau turun. Misalnya dari diafragma f:16 ke f:22 atau dari kecepatan 1/125 detik ke 1/250 detik.
- STRIPPING FILM : Film yang dapat dipisahkan dari dasar seluloidnya.
- STROBO : Lampu dengan kemampuan menyorot bertubi-tubi dengan selang waktu singkat.
- SUPER WIDE LENS : Lensa bersudut super lebar yang biasa digunakan untuk pemotretan arsitektur, interior, eksterior, pemandangan, dll. Misalnya lensa 15 mm, 17 mm.
- TABLE-STAND : Kaki tiga (tripod) kecil. Sandaran kamera yang membantu menahan goyang yang dipakai di atas meja.
- TELE CONVERTER : Lensa tambahan yang dipasang di antara lensa asli dan tubuh kamera, yang dapat mengubah lensa normal menjadi tele dan lensa tele menjadi tele panjang. Umumnya kelipatannya dua atau tiga kali jarak fokus lensa asal.
- TELE LENS : Lensa tele yang digunakan untuk memperbesar objek yang akan difoto. Lensa ini dapat digunakan untuk memperoleh ruang tajam yang pendek. Khusus untuk pemotretan potret (portrait) penggunaan lensa seperti ini akan menghasilkan perspektif wajah yang mendekati aslinya. Misalnya: lensa 85 mm, lensa 135 mm, lensa 200 mm, dll.
- TELEPHOTO LENS : Lensa telefoto, lensa yang mempunyai fokus panjang. Pembuatan bayangan (image) pada lensa telefoto lebih pendek bila dibandingkan dengan lensa lain.
- Top Light : Cahaya (dari) atas. Cahaya yang berasal dari atas objek. Biasanya digunakan untuk menerangi bagian atas kepala model yang akan difoto. Arah cahaya juga dapat menampilkan detail benda.
- Translusen :Tembus sinar. Namun kita tidak biasa melihat benda yang berada di belakang benda yang translusen tersebut. Misalnya kaca es, kaca buram, kaca susu, plastik suram, dsb.
- TRIPOD : Kaki-tiga. Suatu alat yang digunakan untuk menyangga kamera yang berbentuk kaki-tiga, yang dapat dipanjangkan dan dipendekkan sesuai keinginan (terbatas). Biasa digunakan untuk membantu mengatasi goyang saat melakukan pemotretan yang menggunakan lensa telefoto, atau yang menggunakan kecepatan rendah sehingga kedudukan kameranya tetap stabil dan pemotretan terhindar dari goyang.
- Tripod Socket : Tempat (ulir) untuk tripod. Suatu bagian di kamera, biasanya berlubang dengan ulir di dalamnya, yang berguna untuk tempat memasang tripod atau kaki-tiga kamera.
- TTL : Singkatan dari Through the Lens Metering. : Sistem pengukuran cahaya melalui lensa. Biasa juga disebut OTF (Off the Film Metering). Kamera harus terisi film untuk mendapatkan pengukuran yang akurat. Atau dengan cara lain yaitu menggantikannya dengan kertas buram yang diletakkan pada jendela lintas film yang harus menutupi seluruh jendela tersebut. Jika tidak maka akan mendapatkan kalkulasi pengukuran yang salah karena sensor di dalam kamera akan membaca pelat hitam penekan film.
- Tungsten Film : Film yang khusus diperuntukkan bagi pemotretan yang dilakukan dengan cahaya buatan dengan lampu biasa atau photo-flood, namun juga tetap dapat dipakai untuk pemotretan di bawah cahaya alami.
- Twin Lens Reflex : Refleks Lensa Kembar. Kamera yang mempunyai dua lensa. Satu lensa berfungsi untuk menangkap objek yang dipantulkan oleh cermin melalui jendela pembidik, satu lensa berfungsi untuk menangkap objek untuk diteruskan ke film. Menggunakan jenis kamera seperti ini harus ekstra hati-hati karena sering terjadi kesalahan yang disebut paralaks pada pemotretan jarak dekat.
- VARIO FOCAL LENS : Lensa zoom. Lensa yang mempunyai panjang focus yang dapat diubah-ubah atau dapat bergeser. Misalnya: lensa 20-35 mm, lensa 35-70 mm, lensa 80-200 mm, dsb.
- VARIO LENS : Lensa vario atau sering disebut sebagai lensa zoom. Yaitu sebuah lensa yang memiliki jangkauan panjang focus yang bervariasi atau dapat diubah-ubah. Dengan demikian memudahkan pemotret memilih berbagai ruang pandang hanya dengan menarik-ulur lensa atau memutarnya.
- VERTICAL GRIP : Alat pelepas rana untuk pengambilan gambar secara vertikal tanpa harus memutar tangan.
- VIEW CAMERA : Kamera yang menggunakan film format besar dan digunakan untuk keperluan pemotretan yang memerlukan detail tajam pada pencetakan hasil foto yang besar-besar umumnya digunakan di dalam studio untuk pemotretan still life karena dapat menyempurnakan perspektif serta menambah ruang tajam. Detail gambar dapat ditampilkan secara sempurna.
- VIEWFINDER : Jendela bidik. Bagian dari kamera yang berfungsi sebagai tempat mata melihat bayangan benda yang akan diabadikan.
- WAIST LEVEL FINDER : Pembidik sebatas pinggang.
- WARM TONE : Bernada warna hangat. Suatu warna yang terasakan tidak terlampau menyilaukan mata, atau berwarna ke arah cokelat gelap ke arah hitam pekat.
- WATT / SECOND (W/S) : Satuan daya pada lampu kilat studio yang dibedakan dengan lampu kilat portable yang menggunakan GN. Tidak ada rumusan relevansi antara W/S dan GN, tapi 100 W/S hampir sebanding dengan GN = 30.
- WIDE ANGLE LENS : Lensa sudut lebar, misalnya lensa 15 mm atau 20 mm. Jenis lensa dengan tubuh pendek yang biasa digunakan untuk memotret sebuah panorama luas atau untuk pemotretan sejumlah besar orang. Lensa ini menampakkan gambar yang lebih kecil.
- WIDE SHOT : Pemotretan dengan sudut pandang lebar. Biasanya merupakan satu jepretan panjang diawal suatu sekuen. Tujuannya untuk mengarahkan penonton pada adegan berikutnya pada gambar hidup (movie).
- WIRELESS TTL : Sistem pengukuran lewat lensa tanpa melalui kabel.
- ZONE SYSTEM : Suatu cara untuk menghasilkan foto dengan tingkat kontras yang dimulai dari nada hitam pekat hingga nada warna putih sekali.
- ZOOM LENS : Lensa zoom. Jenis lensa yang memiliki elemen yang mampu bergerak hingga membuat panjang fokal bervariasi. Panjang focus dapat diganti-ganti dengan memendekkan atau mengulur tabung lensa.
- ZOOM-BLUR : Kekaburan gambar yang disebabkan oleh gerakan zoom pada waktu melepas rana kamera.
- ZOOMING RING :Gelang batas rentang vario pada lensa zoom.
Demikianlah Artikel Istilah-Istilah Dalam Fotografi | BELAJAR FOTOGRAFI
Sekianlah artikel Istilah-Istilah Dalam Fotografi | BELAJAR FOTOGRAFI kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan artikel ini.